Beranda /Domain / Level Up Website-mu: Panduan Pilih Nama Domain untuk Pemula
cloud
thumbnail

Level Up Website-mu: Panduan Pilih Nama Domain untuk Pemula

Alya KireinaAlya Kireina Alya Kireina
Waktu membaca 6 menit
Update Terakhir 9 September 2025

Mau bikin website tapi masih bingung soal nama domain? Tenang, kamu nggak sendirian. Artikel ini bakal kasih panduan lengkap buat pemula tentang website, fungsi domain di website, dan tips memilih nama domain yang catchy. Siap level up website-mu? Yuk, langsung tancap!

Apa Itu Nama Domain dan URL?

Pernah nggak kamu mikir, “Sebenarnya domain itu apa sih?” Kadang kita suka salah kaprah, nganggep domain itu sama dengan URL atau website. Padahal beda, Bro/Sis. Yuk, bedah satu per satu:

Apa itu Nama Domain?

Nama domain adalah identitas website kamu. Bayangin kalo website itu toko fisik, domain itu nama tokonya. Contohnya, walmart.com, gampang diingat, gampang dicari. 

Bayangin kalo kamu harus hafalin IP address kayak 192.168.0.1… duh, pusing kan? Makanya domain itu lifesaver di dunia digital.

Apa itu URL?

Beda sama domain, URL itu kayak alamat lengkap website. Misalnya, https://www.walmart.com/account/trackorder. Domain walmart.com cuma bagian dari URL, tapi URL nunjukin halaman spesifik, kayak alamat jalan toko itu sendiri. 

Jadi kalau kamu cuma tau domain-nya, kamu masih harus tahu jalan masuk ke halaman yang tepat.

Apa Bedanya Nama Domain dan URL?

Nama domain = nama toko (misalnya example.com)

URL = alamat lengkap halaman spesifik (https://example.com/blog/tutorial)

Intinya, nama domain itu luas, URL itu spesifik. Kalau kamu ngerti bedanya, baru deh bisa paham fungsi domain di website yang nggak cuma sekadar nama keren. Beberapa fungsi utamanya:

  • Identitas online: Domain itu kayak “KTP”-nya website kamu. Orang langsung tau ini websitenya siapa.
  • Meningkatkan kredibilitas: Website dengan domain profesional bikin pengunjung lebih percaya, dibanding alamat random kayak freeweb.com/user123.
  • Memudahkan akses: Daripada ingat angka ribet, cukup ketik nama domain, website langsung terbuka.
  • Branding & marketing: Nama domain bisa jadi bagian dari strategi brand, gampang diingat, dan bisa dipakai di media sosial, kartu nama, atau promosi online.

Struktur Nama Domain

memilih nama domain

Nah, terlepas dari apapun nama yang dipilih, suatu domain itu punya struktur yang jelas. Ada tiga tingkatan utama domain mulai dari top sampai level ketiga:

Top-Level Domain (TLD)

Ini bagian terakhir di domain atau yang kita kenal sebagai ekstensi domain Contohnya: .com, .net, .org. Ada banyak jenis ekstensi domain yang bisa kamu gunakan, kayak:

  • gTLD (Generic): umum, bebas dipakai siapa aja, misal .com, .net, .org.
  • ccTLD (Country-code): khusus negara, misal .uk, .id, .us. Cocok buat target market lokal.
  • Sponsored TLD: terbatas, disponsori organisasi tertentu, misal .gov, .edu, .mil.

Contoh keren: startup baru biasanya pilih TLD yang unik kayak .tech, .shop, atau .travel supaya langsung “ngeh” di benak pengunjung.

Second-Level Domain (SLD)

Bagian yang bisa kamu customize, biasanya nama brand. Misal di diskon.com, “Diskon” itu SLD. Ini bagian paling gampang diingat, jadi penting banget buat branding. 

Tips Gen-Z: pilih nama yang catchy, mudah diucapkan, dan cocok buat sosial media.

Third-Level Domain / Subdomain

Bagian sebelum domain utama, kayak “www” atau blog.example.com. Berguna buat ngatur konten atau lokalitas, misal en.wikipedia.org buat versi Inggris. Bisa juga dipakai buat strategi SEO, misalnya blog.websitekamu.com atau shop.websitekamu.com. Jadi selain rapi, pengunjung juga nggak nyasar.

Cara Kerja Nama Domain

Sadar nggak, nama domain yang kelihatan simpel itu sebenernya punya “mesin rumit” di belakang layar? Yup, semua itu ditangani sama DNS (Domain Name System).

Begini alurnya, step by step:

  1. Request: Kamu ketik nama domain di browser. Komputermu belum tahu alamat server website, jadi dia “nanya” dulu ke server internet provider.
  2. Recursive query: Server ISP nggak langsung tau? Tenang, dia bakal tanya ke server-server lain di seluruh dunia sampai ketemu server yang punya jawaban.
  3. Authoritative DNS server: Ini server “boss” yang punya alamat pasti website. Semua informasi domain disimpan di sini.
  4. Response: Setelah ketemu, alamat IP dikirim balik ke komputer kamu. Jadi sekarang browser tahu harus ke mana.
  5. Connection: Browser langsung connect ke server website, dan… tadaaa! Halaman terbuka di layar kamu.

Alur kerja DNS ini bikin website-mu bisa diakses siapa pun, kapan pun, tanpa drama “404 Not Found”. Jadi meskipun kamu cuma fokus cari nama domain yang kece, percayalah, ada mekanisme rapi yang bikin website kamu bisa dilihat semua orang, tanpa kamu harus jadi hacker dulu 

Peran Registrar Domain

Kamu tau nggak, buat punya nama domain kece, nggak bisa cuma asal klik “beli” di browser. Kamu butuh yang namanya domain registrar. Registrars ini adalah perusahaan resmi yang diakui ICANN, semacam “penjaga DNS internet”, untuk daftar dan kelola domain.

Apa aja sih yang mereka lakukan? Nih beberapa perannya:

  • Registrasi: Mereka bikin kamu bisa beli domain buat jangka waktu tertentu, biasanya tahunan.
  • Manajemen DNS: Bisa atur nameserver, record, dan layanan domain lain supaya website-mu jalan mulus.
  • WHOIS management: Nyimpen info pemilik domain, kontak, dan tanggal registrasi. Semua sesuai aturan ICANN soal privasi dan akurasi.
  • Support: Nggak cuma jual domain, tapi siap bantu kalo ada masalah transfer, renew, atau settingan ribet lainnya.

Intinya, registrar itu kayak asisten pribadi website-mu. Tanpa mereka, ngurus domain bisa berasa maze-game tanpa cheat code. Partner yang tepat bikin hidup online-mu lebih smooth!

Tips Memilih Nama Domain

memilih nama domain

Sekarang bagian paling seru: tips buat nemuin domain yang kece dan gampang diingat:

  • Brainstorm ide domain-mu sendiri
    Tulis beberapa nama singkat, gampang diingat, tanpa angka atau tanda hubung. Biar orang nggak perlu mikir keras pas mau balik lagi ke website kamu.
  • Cek ketersediaan & pilih ekstensi
    Gunakan WHOIS atau tools serupa buat tau apakah domain impianmu masih available. Kalo nggak, coba variasi kecil atau pilih TLD lain kayak .net atau .co. Jangan takut eksperimen! Kadang nama yang unik tapi gampang diingat malah lebih memorable daripada .com mainstream.
  • Bikin unik & brandable
    Jangan pake nama generic yang mirip kompetitor. Pilih nama yang catchy, gampang diingat, dan mewakili brand atau konsep website kamu. Bisa juga pakai frase lucu atau singkatan kreatif ala Gen-Z.
  • Singkat & simpel itu kunci
    Orang lebih gampang ingat domain yang pendek, 1–2 kata, gampang diketik di handphone. Contoh: tiktok.com, shopee.co.id, netflix.com. Kalau bisa, hindari underscore, angka random, atau huruf kapital nggak konsisten.
  • Pertimbangkan SEO & niche
    Kalau target website kamu spesifik, misal toko fashion lokal, kamu bisa tambahin kata kunci di domain biar gampang ditemukan Google. Misal fashionjakarta.com, selain gampang diingat, orang langsung tau isi websitemu.
  • Pikir jangka panjang
    Pilih nama yang nggak cuma relevan sekarang, tapi tetap masuk akal kalau brand-mu berkembang. Jangan sampai 1–2 tahun lagi nama domain terasa outdated.

Kesimpulan

Oke Gen-Z, sekarang kamu udah paham banget soal nama domain adalah, fungsi domain di website, dan tips memilih nama domain yang keren, singkat, dan mudah diingat. 

Tingkatkan brand-mu, buat website makin gampang diakses, dan jangan takut bereksperimen dengan TLD atau subdomain kreatif.

Kalau kamu sudah menemukan nama domain yang tepat buat website-mu, segera sambungkan ke layanan Hosting Gratis dari Diskon.com dan mulai perjalanan online-mu tanpa ribet! 

domain
domain name system
domain website
nama domain
URL

Kategori


maskot

Lagi Cari Hosting Gratisan Tapi Seriusan Bagus?

Diskon.com Jawabannya!

Hosting Gratis Tanpa Syarat

  • Cepet, stabil, dan cocok banget buat anak muda yang pengen mulai online-in ide, karya, atau bisnis.
  • Tanpa perlu kartu kredit, tanpa embel-embel. Cukup daftar dan langsung pakai.