Landing Page 101: Serba-serbi & Tips Penting Buat Pemula
Kalau kamu lagi kepo soal landing page adalah apa dan kenapa semua orang di dunia digital marketing sering bahas ini, tenang, kamu nggak sendirian. Artikel ini bakal ngebantu kamu paham serba-serbinya, tanpa bahasa ribet. Siap belajar yang simpel tapi nendang? Yuk lanjut!
Daftar Isi
Apa Itu Landing Page?
Oke, kita mulai dari basic dulu. Landing page itu semacam “ruang khusus” yang dibuat untuk satu tujuan jelas: bikin pengunjung melakukan aksi tertentu.
Bisa daftar newsletter, beli produk, download ebook, join webinar, atau apapun yang kamu tawarkan. Orang nyebut ini tempat pengunjung “mendarat” setelah klik link dari ads, email, atau postingan medsos.
Intinya: satu halaman, satu fokus, satu CTA.
Dalam alur digital marketing, landing page muncul di titik penting:
- Top of funnel: Pengunjung tertarik dulu lewat iklan, email, atau konten.
- Middle: Mereka klik dan “landing” di halaman khusus.
- Bottom: Terjadi konversi lewat CTA yang kamu siapkan.
Dengan fokus setajam itu, nggak heran konversi landing page bisa jauh lebih tinggi daripada halaman website biasa. Sempit tapi efektif. Kayak tembak tepat sasaran.
Bedanya Landing Page dengan Homepage

Nah, ini nih yang paling sering bikin bingung. Banyak bisnis baru atau pemula digital marketing suka banget ngarahin traffic dari kampanye iklan ke homepage.
Padahal… itu salah satu kesalahan klasik yang bisa bikin budget iklan kebuang percuma.
Homepage: Lobi Utama Website
Bayangin homepage kayak lobi pusat perbelanjaan. Segala info ada: produk, blog, kontak, menu navigasi, promo, company profile, dan lain-lain. Fungsinya: jelasin semua hal tentang brand dan ngarahin orang ke berbagai bagian website.
Ciri khas homepage:
- Penuh link navigasi
- Banyak jenis konten
- Audiensnya umum banget
- CTA-nya juga banyak
- Attention ratio tinggi, misalnya 20:1
Kalau orang datang dari iklan dan masuk ke homepage, kemungkinan mereka “jalan-jalan tanpa arah” itu besar.
Landing Page: Ruang Khusus untuk Satu Tujuan
Landing page itu ibarat ruang meeting tertutup buat nutup deal penting. Fokusnya satu. Pengunjung datang dengan satu ekspektasi, dan halaman ini langsung jawab itu.
Ciri khas landing page:
- Minim atau tanpa navigasi
- Pesan sangat spesifik sesuai iklan
- Satu CTA utama
- Ditargetkan untuk satu segmen audiens
- Attention ratio ideal 1:1
Nah, inilah kenapa bedanya landing page dengan homepage begitu signifikan. Homepage buat “kenalan”, landing page buat “closing”.
7 Elemen Landing Page yang Bisa Konversi
Oke, sekarang masuk ke bagian yang paling actionable. Biar landing page kamu nggak cuma cakep tapi juga manggil konversi, kamu perlu tujuh elemen ini:
#1. Headline dan Subheadline yang Nendang
Headline itu lifeline. Ini bagian pertama yang dilihat pengunjung. Harus singkat, relevan, dan nyambung sama iklan yang mereka klik. Jangan lupa sisipkan value yang jelas.
Subhead-nya? Tugasnya bantu ngejelasin konteks dan bikin pengunjung lanjut scroll.
#2. Copy yang Persuasif dan Fokus pada Benefit
Copy landing page bukan essay. Bukan juga curhat panjang. Keep it simple. Fokus pada manfaat, bukan fitur. Jelasin kenapa produk/jasa kamu penting buat mereka.
Tips penting:
- Pakai paragraf pendek
- Gunakan bullet points
- Tembak langsung problem audiens
- Address objection
- Pakai bahasa aktif
#3. CTA yang Super Jelas
CTA itu tombol buat “ngambil keputusan”. Harus terlihat, jelas, dan action-oriented. Misalnya:
- “Mulai Sekarang”
- “Dapatkan Diskonnya”
- “Download Gratis”
Pastikan CTA muncul di atas dan bawah fold biar gampang dijangkau. Kalau halaman panjang, boleh banget diulang beberapa kali.
#4. Formulir yang Efisien
Kalau landing page kamu butuh form, jangan bikin rumit. Makin banyak field, makin males orang mengisinya.
Tipsnya:
- Ambil data penting saja
- Pakai placeholder
- Real-time validation
- Kalau panjang, bikin multi-step form
#5. Visual yang Relevan
Gambar dan video punya pengaruh gede banget ke konversi landing page. Pastikan visual:
- Relevan dengan penawaran
- High quality
- Menunjukkan produk saat digunakan
- Cepat di-load
#6. Trust Signals
Orang baru percaya kalau ada bukti. Tambahkan:
- Testimoni
- Logo klien
- Badge keamanan
- Data atau statistik
- Review pengguna
Trust is currency.
#7. Desain Mobile-Friendly
Jangan lupa: lebih dari 60% traffic datang dari HP. Pastikan landing page responsif dan nyaman di layar kecil. Tes loading speed, ukuran tombol, form, semuanya.
Jenis-jenis Landing Page untuk Kebutuhan Marketing
Landing page bukan cuma satu jenis. Ada beberapa bentuk tergantung tujuan kampanye iklan kamu:
Lead Generation Landing Page
Tujuannya ngumpulin data pengunjung. Biasanya minta email, nama, atau nomor HP sebagai syarat untuk dapetin sesuatu, misalnya:
- Ebook
- Webinar
- Free trial
- Whitepaper
Elemen wajib: lead magnet, form, value offer, dan reassurance.
Click-Through Landing Page
Digunakan buat “pemanasan” sebelum orang diarahkan ke halaman transaksi. Cocok untuk ecommerce, SaaS, atau produk yang butuh penjelasan lebih.
Biasanya berisi fitur, manfaat, pricing, dan CTA buat lanjut checkout.
Sales Landing Page
Ini versi full-power. Fokus untuk langsung jualan. Biasanya lebih panjang dan lengkap. Cocok buat:
- Promo spesial
- Limited-time offer
- Paket produk/jasa
Ada detail produk, harga, garansi, bahkan countdown untuk menambah urgency.
Webinar & Event Registration Page
Tujuannya mengajak orang daftar event tertentu. Elemen yang wajib ada:
- Info acara
- Profil speaker
- Agenda
- Form pendaftaran
- FAQ
Cara Membuat Landing Page yang Sukses

Bikin landing page yang efektif itu sebenarnya soal strategi, bukan sekadar soal “halaman yang keliatan keren”. Fokusnya tetap: ngerti kebutuhan audiens dan ngasih pengalaman yang konsisten dari iklan sampai CTA akhir.
Gunakan Landing Page Builder
Kalau kamu bukan anak coding, tenang, tool kayak Unbounce, Elementor, atau Webflow udah cukup buat bikin halaman yang rapi, cepat, dan siap dipakai.
Web builder ini punya struktur yang udah terbukti mengangkat performa. Tinggal drag-and-drop, pilih layout, dan fokus di isi konten. Simple, kan?
Pakai Template
Template bukan “jalan pintas malas-malasan”, tapi fondasi yang udah dites dan dipakai banyak marketer. Ini bantu kamu bikin halaman yang UI/UX-nya aman, jelas, dan nggak bikin pengunjung bingung. Tinggal tweak gaya, warna, dan pesan biar match sama kampanye kamu.
Sinkronkan dengan Kampanye Iklan
Ingat: kalau iklannya bilang A, landing page juga harus ngomong A. Konsistensi kayak gini bikin pengunjung merasa “oh ini halaman yang benar”, bukan halaman random. Trust naik, konversi ikut naik.
Selalu Ingat Target Audiens
Landing page yang bagus itu bukan yang paling heboh, tapi yang paling relevan. Pahami bahasa, masalah, dan motivasi audiens kamu. Selipin manfaat yang langsung kena, biar mereka mikir, “Wah, ini gue banget.”
Kesimpulan
Landing page itu bukan sekadar halaman tambahan di website. Ia adalah “mesin konversi” yang beneran bisa ngebantu kampanye kamu lebih efektif.
Mulai dari memahami landing page adalah apa, sampai bedain bedanya landing page dengan homepage, semuanya bakal ngebantu kamu menjalankan digital marketing yang lebih rapi dan hasilnya makin nyata.
Dan kalau kamu siap bikin landing page sendiri, kabar baiknya: Diskon.com punya layanan hosting gratis yang bisa bantu kamu mulai tanpa modal besar.
Cocok banget buat pemula yang lagi building portfolio atau mau eksperimen bikin kampanye pertama. Cobain aja!